Serangkaian test wawancara

Kali ini aku mau lanjutin ceritaku yang sempet tertunda kemarin, maklum lagi sibuk-sibuknya kerja. Selengkapnya yang belum baca postingan kemarin klik di sini!

Siang itu tiba-tiba handphoneku berdering, ada suara lembut dari seberang "halooo..benar ini dengan mbak Mei Wulandari? selamat anda berhasil lolos psikotest di bank kami, selanjutnya anda dimohon untuk datang test wawancara di blablabla #$%^&&**((^%. Terima kasih". Sontak aku kegirangan sambil loncat-loncat keliling komplek sambil nyanyi lagunya Kangen band*abaikan. Tidak disangka aku lolos psikotest, langsung aku hubungi temanku yang kemarin mengantarku untuk kembali mengantarku ke tempat wawancara. Alhamdulillah temanku bersedia mengantar. Lagi-lagi aku loncat kegirangan.

Test dimulai pukul 11.00 WIB. Aku terpaksa berangkat pukul 10.00 WIB karena ada beberapa pekerjaan yang harus aku selesaikan. Tidak disangka ternyata kemacetan di jalanan tidak dapat dielakkan, sampai aku harus menerobos dan mencari celah-celah kecil disamping bus, truk dan mobil. Alhasil dengan kegesitan temanku mengendarai motornya, sampailah di bank tersebut pukul 11.00 tepat. Langsung buru-buru masuk ruangan tanpa memperhatikan make-upku yang sudah lumayan luntur.

Tiga puluh menit menunggu akhirnya namaku dipanggil untuk test wawancara. Sebelumnya aku sempat berkenalan dan bertukar nomer telepon dengan peserta test lainnya, dia adalah Mega. Masuk ke dalam sebuah ruangan kecil aku siap diintrogasi oleh sang HRD. Aku diberondong bermacam-macam pertanyaan, mulai dari Curriculum Vitae, sampai alasan kenapa aku melamar di bank tersebut. Seperti biasa aku menjawab pertanyaannya dengan santai tapi mungkin sedikit ngaco, karena jujur aku tidak mengerti maksud HRD bertanya berbagai alasan seperti itu kepadaku. Hampir satu jam aku di dalam ruangan dan akhirnya aku dipersilakan keluar dan menunggu kira-kira satu minggu lebih untuk lolos atau tidaknya. Sedikit canggung dan aku pun kembali pulang. Saat itu aku memang pesimis tidak lolos test berikutnya. 

Wallpaper Kartun - The Family Crime Bob's

Kali ini aku akan mengupas karakter sebuah kartun karya imajinasi sendiri yang berhasil diselesaikan dalam waktu kurang lebih 3 hari. Cekidot!

1. The Family Crime Bob's
Sebuah keluarga yang beranggotakan empat orang penjahat baik hati. Setiap anggota mempunyai karakter yang berbeda-beda. Walau mereka termasuk penjahat, tapi tingkat kejahatannya masih masuk ke level rendah. Tingkah yang konyol dan ceroboh menjadi ciri khas tersendiri. The Family Crime Bob's merupakan kisah kartun yang kocak dan cenderung melakukan kesalahan dalam setiap aksinya. Kartun ini dibuat menggunakan Corel draw X4.

The Family Crime Bob's

Sketsa "Paint"

Yuk menggambar dengan media "PAINT"

Warung bakso "Senyum Dong"

Beberapa hari yang lalu, aku berkunjung ke sebuah rumah makan. Karena bingung mau makan apa akhirnya aku putuskan untuk makan mie ayam. Terang saja, selain murah, mie ayam adalah salah satu makanan favoritku.

Warung makan itu kecil dan sederhana. Luasnya kira-kira 4 x 4 m2. Tampak ada beberapa kursi dan satu meja berukuran sedang tertata rapi di sana. Lengkap dengan saos, kecap, cuka, kerupuk dan daun bawang di atas mejanya.

Aku disambut dengan ramah oleh pemilik warung. Di temboknya tertulis "Warung Bakso Senyum Dong". Aku terkesima dan takjub atas konsep yang diterapkan. Ruangan kecil tersebut dihiasi dengan beberapa tulisan-tulisan mengenai arti dan makna senyum yang dibingkai dengan rapi.

Beberapa tulisan "Senyum" yang dipajang di dinding warung bakso

Psikotest

Apa kabar semuanya?
sepertinya sudah lama banget nich gak nulis, maklum lagi sibuk. hohoho.

Kali ini aku mau cerita pengalamanku saat melamar pekerjaan. Beberapa hari yang lalu aku buka sebuah situs lowongan pekerjaan, nah disana ada beberapa jobs, salah satunya lowongan menjadi frontliner di sebuah bank swasta di Indonesia. Karena lamarannya via online jadinya aku masukin lamarannya lewat email. Pertama biasa saja, karena aku sudah biasa melamar menjadi pegawai bank, gak hanya sekali, tapi berkali-kali. Mulai dari kota Solo, Jogja, Semarang, Bekasi bahkan Jakarta. Aku juga sempat ikut beberapa test. Dan yang lebih mengerikan aku selalu gagal. Nah, maka daripada itu aku sudah kebal dan tidak pernah takut gagal untuk mencobanya lagi, siapa tahu kali ini aku beruntung. Dan benar saja, aku dipanggil untuk mengikuti psikotest. Tidak ada yang istimewa memang, namun lika-liku untuk mengikuti jalannya psikotest itu yang susah.