Rezeki

Bulan ini mendadak terharu saat lihat email job maupun undangan blogger yang datang berurutan. Alhamdulillah dan bersyukur tentunya, mengingat jika nominalnya dijumlahkan bisa sampai melebihi gaji selama 1 bulan. Wow wow wow luar biasa sekali. Senang, kaget, tapi bingung bercampur dari satu.


Senangnya karena mendapat kesempatan untuk datang ke event blogger.

Kagetnya karena nominal fee-nya gede banget astaga.

Bingungnya karena semuanya pas jam kerja alias weekday.

Kalau dipikir-pikir datang ke eventnya cuma 2 kali, selebihnya kerjaan menulis di rumah, eh lha kok feenya lumayan banget. Nggak perlu capek-capek masuk kerja tiap hari dari pagi sampai sore.

Tapiiiii ........

Ya, ada tapinya.

Godaan untuk ambil semua job itu pasti ada, apalagi kalau bisa menambah pemasukan untuk keluarga kecil saya. Tapi ya ngga serta merta langsung main ambil gitu saja, karena:

Saya ini karyawan bukan pekerja lepasan.

Yang sering baca blog saya pasti tahulah kesehariannya ngapain aja. Saya guru dengan jam kerja dari pagi hari sampai pukul 16.00 sore. Pun di sekolah nggak ada cuti (kecuali cuti melahirkan).


Nggak mungkin tiba-tiba saya izin "Miss, maaf hari ini saya izin karena ada kepentingan mengikuti event blogger di Jakarta"

Saya tahu diri, mengingat kerjaan nggak cuma "mengajar anak-anak" tapi juga mengerjakan printilan lainnya. Ya bikin soal, koreksi, analisis nilai, submit comment rapor, dll. Apalagi sekarang saya diamanahi sebagai koordinator wisuda angkatan 3. Oh wow, pikiran saya tak bisa terbagi, semuanya fokus ke sekolah, sekolah, dan sekolah.


Pernah nggak sih terbesit untuk ambil job di jam kerja?

Awalnya pengin, tapi kok ya hati ini nggak tega (maklum loyalitas tinggi hahaha). Nggak teganya tuh begini:

Asyik selfie dengan teman blogger, tapi ingat jam ngajar digantiin guru lain (kasihan kan gurunya).

Upload keseruan acara di media sosial pada hari kerja, sedangkan banyak orang tua murid yang berteman dengan saya di socmed. (Ya meskipun nggak apa-apa juga, kan hak saya).

Baca juga: Berteman dengan Orang Tua Murid, Yes or No?

Sibuk ngetwit dan instastory tapi di sekolah kerjaan belum selesai (nilai, agenda, soal, koreksi, dll)

Pekewuh sama kepala sekolah dan guru-guru lain.

Meskipun bisa izin tapi lagi-lagi saya nggak berani ambil risiko lain (soalnya gaji utama saya kan emang dari mengajar, bukan dari blog). Jadi misal dalam satu bulan pun nggak ada job blogger, saya tetap bisa terima gaji full hasil jerih payah sebagai guru.

Baca juga: Catatan Hati Seorang Guru

Kecuali 1 hal, misal saya dapat kesempatan ke luar negeri dari sponsored post atau lomba blog, pasti saya akan izin sama kepala sekolah. Ya iyalah, kapan lagi bisa ke luar negeri gratis dari ngeblog? hahaha.

Mau nabung buat bisa ke negeri seberang aja saya nggak mampu (mungkin mampu, tapi lebih baik duitnya buat pos lain). Makanya saya akan bela-belain izin kalau dapat kesempatan itu.

Tapi ya, lagi-lagi namanya rezeki memang sudah ada yang mengatur. Meskipun bulan ini dapat tawaran event yang fee-nya gede, tapi nggak saya ambil karena terbentur jam kerja, saya tetap bisa mendapatkan rupiah dari blog.

Alhamdulillah rezeki sponsored mengalir lancar, padahal saya emang nggak ada ekspektasi apa-apa. Kebetulan bulan ini juga lagi bokek banget astagaaaaaa 😔😔😔. Sampai pernah kapan hari makan cuma sama kecap doang wkwkwkw. Tapi inilah nikmatnya syukur, Allah menambahkan nikmatnya dari job-job blogger.

Baca juga: Bersyukur

Rezeki datangnya dari mana saja, ketika saya lagi bokek tiba-tiba tetangga saya datang kasih rendang yang enak banget. Alhamdulillah 😍

Melepas event blog karena merasa tanggung jawab moral dengan sekolah, eh tiba-tiba dapat tawaran menulis blog yang feenya juga lumayan.

Ketika helm yang saya pakai rusak, dapat tokocash dari blog jadi bisa beli helm baru gratis.

Susu Kenzo habis, datanglah rezeki dari pintu lain. Suami dapat kerjaan tambahan membuat desain.

Pokoknya banyak banget rezeki-rezeki datang tak terduga. Intinya bertekad nggak ngutang itu aja deh. Saya dan suami berkomitmen, biarlah makan hanya pakai garam asal nggak hutang sana-sini. Biar nggak makin berat, ya iyalah berat kalau gaji habis cuma buat bayar hutang huaaaaaa.

Eh kok malah jadi ngomongin hutang sih!

Bissmillah aja sih, semoga pekerjaan saya sebagai guru memang mendatangkan banyak berkah. Saya yakin masih bakal dapat kesempatan untuk ikut event blogger di waktu yang lain. Biar sama-sama enak, kerjaan wajib (guru) jalan, event blog juga jalan. Makanya biasanya saya ambil tawaran saat weekend.

Kalian pernah gitu nggak sih, berada dalam dua pilihan yang bikin galau? Tapi misal ambil keputusan yang tepat insyaallah nggak akan terlalu memberatkan.

Have a nice day, sesekali nulis beginian nggak apa-apa kan?


Salam,
@MEIFARIWIS

4 komentar

  1. Sesama guru ya, Mbak, sering banget, Mbak. Aku bakal ijin kalo muridku memang ada yang pegang atau libur. Seperti seharian pelajaran agama sama olahraga, nah ini aku mau kalo ijin. Atau pas muridku libur saat kakak kelasnya try out dan aku nggak ada jatah ngawasi plus hanya ngowah ngowoh di sekolah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mb, kalau pas di sekolah nggak ada kerjaan sih menurutku juga gak apa2 hehehe
      Semangat

      Hapus
  2. Aamiin, semoga jadi guru adalah jalan rezeki yang dipilihkan Allah. Kalau blog bisa buat tambahan rezeki aja sih ya.

    BalasHapus
  3. Lebih baik mengutamakan kewajiban sebagai guru memang ya Mbak. :) Kalau blogger buat kalau senggang saja.

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung, silakan berkomentar dengan sopan ya. Jangan lupa follow ig/twitter juga di @meifariwis