Perjalanan Seorang Guru SD


Horeeeee tanggal 3 bulan April, itu tandanya sudah 4 tahun saya bekerja menjadi guru di Sekolah Charis Global. Sorakin dong *prok-prok-prok* *benerin jilbab* 

Udah lama juga ya 4 tahun? Perasaan baru kemarin deh jadi guru, melamar kerja, dan menginjakkan kaki di area sekolah. Saya terharu lho ini, 4 tahun mengabdi jadi guru di sekolah swasta, jauh dari hingar bingar tunjangan pemerintah maupun sertifikasi, tapi tetap bahagia, karena kerja sesuai dengan passion.

Baca juga: Enaknya Jadi Guru

Emang pernah kerja nggak sesuai dengan keinginan Mei?

Pernah, hahaha.

Dulu selepas kuliah, saya sempat mencicipi kerjaan di PT, dan ya ampun nggak sesuai banget sama hati saya asli deh. Tiap hari makan hati mulu, kerja di bawah tekanan, dan sangat membosankan, huhuhu. Alhamdulillah sekarang udah nggak lagi. Saya sudah bekerja di lembaga pendidikan yang notabene sesuai sama pilihan jurusan sewaktu kuliah dulu. Akhirnya ilmu yang saya dapatkan saat kuliah terpakai juga dan yang pasti saya happy karena kerja sesuai dengan cita-cita.

Kalau teman-teman bagaimana? Ada nggak yang kerjanya beda jauh sama  jurusan saat kuliah? Nggak papa sih, toh kalau udah niat, minat, dan ikhlas pasti akan menemukan kebahagiaan sendiri. 

4 tahun ini banyak sekali ilmu serta pencapaian dalam karir mengajar, karena saya sadar betul, waktu melamar kerja di Charis Global School semua berawal dari titik nol. Melamar lewat internet, melakukan interview, lalu microteaching, baru deh benar-benar diterima kerja. Jadi tulisan ini semacam #throwback dan sedikit curhat mengenai perjalanan saya sebagai guru di SDS Charis Global. Saya akan ceritakan detailnya dari tahun ke tahun ya!

Tahun pertama, 2013-2014


Saat jadi asisten wali kelas di primary 1

Selain mengajar, di awal tahun ini saya ditugaskan oleh kepala sekolah sebagai asisten wali kelas. Kerjanya di dalam kelas sambil mengawasi anak-anak kelas 1, sambil cek agenda, antar anak ke bawah saat pulang sekolah, ikut makan siang bareng murid-murid, dan tentu membantu wali kelas 1 yang dijabat oleh Ms Wenny.

Di tahun pertama ini saya masih banyak belajar dari guru-guru lain. Mulai membiasakan diri dengan aktivitas sekolah karena ya ampun ternyata kegiatannya banyak banget. Jadi asisten wali kelas tapi kerjanya sama seperti wali kelas juga. Apalagi waktu itu saya ditempatkan di kelas 1, yang apa-apa masih perlu diarahkan. Untungnya saya bisa segera menyesuaikan diri dengan anak-anak maupun rekan kerja.

Alhamdulillah tahun pertama berjalan dengan lancar  ðŸ’™ðŸ’™ðŸ’™ðŸ’™

Tahun kedua, 2014-2015

Saat jadi wali kelas 3

Di tahun ini saya mendapat tantangan baru dari kepala sekolah. Setelah setahun menjadi asisten, akhirnya tahun kedua saya diangkat sebagai wali kelas 3. Sama halnya di tahun pertama, saya masih harus banyak belajar dari guru-guru lain tentang cara isi raport, bikin comment untuk siswa, cara menghadapi orang tua murid, dan manajemen kelas.

Untungnya di kelas 3 ini muridnya hanya sedikit (10 orang) dan mereka semua pintar-pintar serta penurut jadi lebih mudah diarahkan. Alhamdulillah tahun kedua juga berjalan dengan lancar  ðŸ’™ðŸ’™ðŸ’™ðŸ’™

Tahun ketiga, 2015-2016

Saat jadi wali kelas 3

Kalau boleh jujur, tahun ketiga adalah tahun terberat selama saya bekerja di CGS. Hal tersebut dikarenakan jam mengajar yang melebihi batas normal. Waktu itu sehari hanya bisa istirahat 1 jam saja, jadi waktu untuk pendekatan dengan anak-anak juga berkurang. Oh ya waktu itu saya ditugaskan menjadi wali kelas 3 lagi. Waktu itu saya juga baru saja melahirkan Kenzo jadi agak rempong karena waktunya berbenturan dengan jadwal memerah ASI. Ya ampun pokoknya harus pinter-pinter bagi waktu deh.

Baca juga: Jadi Mama Perah? Kenapa tidak?

Selain jadwal mengajar yang padat, saya juga mengajar 3 mapel yang berbeda, otomatis saya juga harus buat soal serta administrasi pembelajaran yang berbeda pula. Untungnya semua segera berlalu hahaha. Kalau masih seperti itu mungkin saya mundur wkwkkwkw.

Tahun keempat, 2016-2017

Saat jadi wali kelas 6

Tahun keempat, jam kerja sedikit berkurang tapi saya mengajar di dua level yaitu tingkat SD dan SMP. Lumayan sih untuk mengasah ilmu dan menghadapi murid-murid. Sedangkan untuk tahun ini saya ditugaskan menjadi wali kelas 6.

Selama jadi wali kelas, tahun ini rasanya tahun yang paling berkesan dan istimewa, sebab hubungan saya dengan anak-anak kelas 6 begitu dekat. Pun dengan orang tua murid, hampir seluruh parents P6 saya kenal dengan baik, mereka juga tidak segan bertanya atau memberi masukan untuk anak-anaknya lewat saya selaku wali murid.

Baca juga: Tentang Saya dan Primary 6

Jadinya bersyukur banget deh, meskipun tanggung jawab di kelas 6 sangat besar mengingat tahun ini adalah tahun pertama mengadakan Ujin Nasional (UN) di sekolah. Saya jadi banyak belajar dari anak-anak SD ini.

Baca juga: Banyak Belajar dari Anak SD

Aaaaaakkkk rasanya cepet banget deh, tau-tau dah 4 tahun aja jadi guru (ya meskipun baru seumur jagug juga sih hehehe). Tapi banyak banget ilmu yang saya dapatkan, teman dan rekan kerja yang baik, orang tua murid yang solid, dan seluruh staff yang ada di sekolahan. Aaaaaakkkk bahagia bisa berada di lingkungan multikultural yang saling bertoleransi ini.

Baca juga: Indahnya Bekerja di Sekolah Multikultural

Kira-kira tahun ajaran baru saya ditugaskan jadi apa lagi ya? Mudah-mudahan amanah dan gaji saya naik hahaha aaaaamin.

Teman-teman sudah berapa tahun bekerja? Share pengalamannya ya! 😃😃😃😃

Salam,
+mei wulandari

14 komentar

  1. Salut buat Mbak Mei yang memang menyukai menjadi guru. Entah kenapa meski bergaul dengan banyak guru tetapi saya kok susah ya menyelami hati anak kecuali anak sendiri. Sukses terus ya mbak buat ngajarnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih mb sudah mampir. Iya nih alhamdulillah saya cocok mengajar anak kecil.
      Mungkin mb rany passionnya bukan disana jadi gak dapat feelnya hahaha

      Hapus
  2. Mba di sekolahmu ini berarti bahasa yg dipakai bhs inggris ya? Murid2nya ini wni ato ada yg wna?

    Aku sendiri kerja udh 10 thn, lgs di HSBC pas tamat kuliah :p. Sbnrnya ga sesuai minat jg sih, tp krn benefit dan gaji yg menggiurkan, ya udhlah, bertahan ampe 10 thn :D. Lama2 toh aku bisa menikmati kok.. Apalagi nasabah2nya jg banyaaak yg baik..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mb, ada yg WNi ada yg WNA juga
      10 tahun di HSBC lama juga ya mb fanny, tapi gpp lah kalau gajinya besar wkwkwkw
      Untungnya juga nasabah baik2 ya

      Hapus
  3. Aku selalu takjub kl ada yg jadi guru jhahahahha menurut aku jadi guru itu butuh kesabaran tingkat dewa banget XD dan aku orangnya sumbu pendek. Makanya guru itu pahalanya gede, karena ngajarin anak2 sampe pinter, apalagi guru SD.. Hebat lah Mei, saluuut!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sumbu pendek? Wkwkkww

      Kadang aku juga emosi kalau ngajar mb. Ya plus minus lah hahaha

      Makasih mb sandra

      Hapus
  4. lumayan lama juga ya mba, semoga bisa terus mendidik murid2nya dengan baik ya mba. hehe xie xie

    BalasHapus
  5. Wah enak teh kalau sudah bekerja sesuai passion jadi ga ada beban pikiran :)
    Kalo aku sekarang alhamdulillah kerja sesuai kesukaanku walau ga nyambung wk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, feelnya lebih dapet gitu hehehe
      Yg penting sesuai dg apa yg disuka wjkww

      Hapus
  6. Keren, Miss. Jadi tau banyak ttg ngajar di sekolah, karena saya belum pernah nyobain di lembaga formal. Malas rada terikat, apalagi sekarang, haha... Umumnya memang dimulai dari jadi teacher assistant dulu ya :D Moga iya gaji pun naik juga ya, haha...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mb, freelance kayaknya juga enak deh.
      Iya dari asisten dl aku mb.
      Makasih ya moga gajiku naik wkkwkw

      Hapus
  7. butuh kesabaran, Keuletan dan Kreatifitas yang Ekstra kalau jadi Guru PAUD, TK dan SD ...
    Semangat Mbak ... Inspirator nih

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung, silakan berkomentar dengan sopan ya. Jangan lupa follow ig/twitter juga di @meifariwis