Proses Melahirkan Normal

Assalamu'alaikum :)

Masih segar dalam ingatan beberapa waktu yang lalu pasangan suami istri Anang - Ashanty mengekspos proses persalinan Ashanty di televisi. Bahkan yang masih hangat-hangatnya, Raffi Ahmad dan Nagita Slavina juga mengumbar perjalanan cinta dan rumah tangganya untuk dikonsumsi publik. Bukan, bukan bermaksud untuk bergosip ria atau mengomentari kisah hidup mereka. Sebenarnya aku juga ingin berbagi kisah seperti mereka (cuma bukan di televisi, melainkan lewat blog ini). Bedanya, mereka adalah artis sedangkan aku hanya orang biasa, jadi harapanku semoga kisahku ini menginspirasi setiap orang yang membaca.

Seperti halnya Anang-Ashanty, kali ini aku akan berbagi cerita mengenai proses persalinanku. Dua bulan yang lalu usia kehamilanku sudah menginjak 38 Minggu. Itu artinya sebentar lagi aku akan segera melahirkan. Oh iya, FYI aku bekerja di Bekasi sedangkan aku ingin melahirkan di kampung halamanku, Wonogiri. Setelah diskusi dengan suami dan atas saran tanteku akhirkan kuputuskan untuk melahirkan di Boyolali, tempat omku yang merupakan dokter spesialis kandungan.

Menurut dokter yang menanganiku di Bekasi, aku diperkirakan akan melahirkan pada tanggal 20 Juni 2015. Tapi saat itu keadaanku masih normal-normal saja, aku belum merasakan kontraksi seperti orang-orang bilang. Bahkan malam harinya aku masih bisa jalan-jalan ke mall dan makan malam di luar. Hmmm. Sempat parno juga sih, soalnya aku ingin cepat-cepat melahirkan supaya lega. Selain itu aku ingin melahirkan ditemani suamiku mengingat dia hanya mendapatkan cuti 3 hari. Kalau melahirkanku mundur otomatis suamiku sudah balik lagi ke Jakarta dan aku melahirkan sendirian dongssss. Huaaaaaa :( :( :(

Minggu, 21 Juni 2015 (Usia kandungan tepat 40 minggu) 
Pagi hari sekitar pukul 03.00 aku terbangun untuk pipis, saat di kamar mandi terlihat bercak darah di celanaku. Yeeeee akhirnya sudah ada darah yang keluar, itu artinya aku akan segera melahirkan. Buru-buru aku kasih tahu suamiku. Saat itu adalah bulan puasa, saking paniknya suamiku sampai tidak sempat makan sahur. Aku mulai beberes barang-barang yang akan aku bawa ke rumah omku di Boyolali. Waktu taxi yang akan mengantar kami ke Boyolali datang eh suamiku malah kebelet buang air besar, yang mau melahirkan siapa, yang panik siapa hahaha.

Sekitar pukul 06.00 aku dan suami sudah sampai di rumah om, tapi om dan tanteku masih ada di Solo.Untungnya omku selalu memantauku dari jauh. Beliau menyuruh seorang bidan untuk datang ke rumah om dan memeriksa keadaanku. Saat diperiksa oleh bidan tersebut ternyata aku baru pembukaan 1. Haduw.... aku kira sudah mau melahirkan, ternyata belum. Sampai malam hari pun aku belum merasakan tanda-tanda apapun. Orang bilang kalau akan melahirkan pastilah merasakan kesakitan yang maha dahsyat, tapi aku? sama sekali belum, aku masih segar bugar.

Senin, 22 Juni 2015.
Senin pagi, saat mengobrol dengan omku akhirnya diputuskan untuk membawaku ke rumah sakit, mengingat aku yang belum juga melahirkan. Saat di rumah sakit aku diperiksa lagi oleh seorang bidan. Ternyata pagi itu aku baru pembukaan 2. Ya elah, dari kemarin kenapa baru buka 2, huuuuu. Aku sudah tidak sabar untuk melahirkan. Ini baru kali pertama aku masuk rumah sakit, kali pertama juga aku diinfus. Ya, aku diinfus dan ternyata isi infus itu adalah obat untuk merangsang pembukaan atau jalan lahir anakku. Bagaimana rasanya??? Sakiiiiiiiiiiiiiiiiiit bangeeeeeeeet!!!

Oh iya, saat itu aku masuk rumah sakitnya pukul 10.00 pagi. Saat itu juga kontraksi terjadi. Awalnya setiap 10 menit sekali, lalu 3 menit sekali, kemudian 1 menit sekali, setelah itu kontraksi mulu, rasanya gak karuan, seperti ingin buang air besar tapi sakit. Oh ternyata begitu rasanya orang mau melahirkan, perut rasanya seperti diobok-obok, diremas-remas, ditusuk-tusuk, mules puooool. Tepat jam 12 siang ibu dan adikku datang menjengukku. Aku sebenarnya tidak ingin merepotkan siapapun, tapi kalau melahirkan tanpa didampingi sang ibu rasanya kurang afdol hehehe.

Kira-kira jam 2 siang aku dibawa ke ruang persalinan menggunakan kursi roda. Entah apa yang terjadi pada diriku saat itu, tiba-tiba badanku keringat dingin sampai aku menggigil. Itulah menggigil yang paling dahsyat yang pernah aku alami. Jujur aku takut saat dibawa masuk ruang persalinan. Sebelum proses melahirkan dimulai, terlebih dahulu aku meminta maaf pada ibu dan suami. Daaaaaaaaan... proses itu pun dimulai.

Pertama, aku diajari cara mengambil nafas oleh sang bidan. Saat menarik nafas, aku harus tarik dalam-dalam. Sedangkan saat membuang nafas, aku tidak boleh mengeluarkan suara. Satu hal lagi, aku hanya boleh mengejan saat kontraksi sedang kuat-kuatnya. Jika tidak terjadi kontraksi, aku disuruh untuk istirahat supaya menghemat tenaga. Aku melahirkan didampingi oleh suamiku. Dia duduk di sampingku sambil memegang tanganku serta memberiku semangat. Sesekali dia mengusap keringatku dan membantuku untuk minum, karena mengejan itu rasanya capek sekali jadi butuh minum dan makan untuk menambah tenaga. Suamiku so sweet ya?? hehe. Lain halnya dengan ibuku, saat proses mengejan dimulai, ibuku justru keluar dari ruangan karena beliau takut, hahaha.

Entah apa yang aku pikirkan saat itu, yang jelas proses melahirkan normal itu benar-benar butuh tenaga ekstra. Aku sering mengantuk saat proses mengejan dimulai. Tapi bidan dan suamiku memarahiku, aku harus tetap berjuang, tidak boleh tertidur. Aku sudah berusaha sekuat tenaga, tapi setelah dicek ternyata baru pembukaan 4. Apa??? Perasaan sudah mengejan dengan hebatnya tapi kenapa pembukaannya lama sekali, bahkan hampir 2 jam. Ya Allah, sempat terbesit putus asa waktu itu karena aku benar-benar lelah. Setelah sekian lama akhirnya pembukaan sedikit demi sedikit mulai terasa, tapi.... lagi-lagi baru pembukaan 6. Saat itu juga sang bidan menelepon omku. Tak berapa lama omku datang, anehnya setelah omku datang semua memakai celemek warna hijau, persis yang ada di televisi-televisi itu. Ya ampun, aku mau diapain?? Huaaaaaa

"Satu, dua, tiga, tarik nafaaaaaas, keluarkaaaaan. Tarik nafas lagiiiii, keluarkaaan. Ayo Mei pasti bisa, pengin cepat lihat dedeknya lahir kan? Ayo lagi, satu, dua, tiga..... Nah pinter, itu rambut kepala dedek udah kelihatan. Ayo Mei lebih semangat lagi ...!!!"

Omku sekaligus dokter yang menanganiku memberiku semangat. Aku pun mulai bersemangat lagi. Dan akhirnya.. pembukaan 10 pun telah terjadi sempurna. Fiyuuuh rasanya...nano-nano. Antara hidup dan mati.

Saat pembukaan 10 itulah aku mulai mengejan sekuat-kuatnya, tapi omku bilang posisi anakku kepalanya miring jadi agak susah keluar. Ya Allah....rasanya sudah tidak kuat, aku sudah banyak mengeluarkan darah dan badanku sudah sangat lemas karena kelelahan mengejan. Saat itulah semua yang ada di sampingku memberiku semangat. Omku, bu bidan, dan suamiku. Huaaaaaaa toloooong... Dan entah apa yang terjadi aku bisa mengeluarkan bayiku. Anakku sudah lahir dengan selamat. Aku langsung meneteskan air mata. Ibuku, tante, dan sepupuku mulai masuk ke ruangan persalinan. Saat bayiku keluar, sang bidan langsung meletakkan bayiku ke atas badanku untuk dipeluk. Subhanallah...aku menangis tak henti-hentinya karena bahagia. Anakku yang aku kandung selama 9 bulan akhirnya keluar dari rahimku secara normal. Aku menangis bahagia :). Anakku lahir tepat pukul 16.45 WIB, dengan berat badan 2,9 kg, panjangnya 48 cm.

Selanjutnya bu bidan membersihkan bayiku dan aku tengok omku dan bidan lainnya sedang mengerjakan sesuatu dengan jalan lahir anakku. Sudahlah, aku sudah tidak kuat terserah aku mau diapain lagi aku sudah pasrah, mau dijahit, mau diobras terseraaaaaaah. Yang jelas aku sudah tidak sabar ingin melihat anakku lagi. Kemudian dengan siaga bu bidan membersihkan anakku dan menulis data-data penting. Setelah selesai barulah suamiku mengadzani anakku untuk pertama kalinya. Bahagianya hatiku melihat suami dan anakku saat itu. Selesai diadzani, bayiku langsung diberikan padaku untuk disusui, tapi air susuku belum keluar sehingga sakiiiit sekali rasanya.

Semua orang bersuka cita saat itu, tapi aku mulai menggigil lagi. Ya Allah rasanya tidak karuan, seluruh badanku gemetar, panas dan dingin, mulutku sampai gerak-gerak sendiri. Tanteku memegangi tanganku sedangkan ibuku memijat-mijat kakiku sambil mengolesinya dengan minyak kayu putih supaya hangat. Setelah kondisiku membaik, aku dibawa ke dalam ruang perawatan dengan bayiku. Senangnya akhirnya aku bisa keluar dari ruangan yang menyeramkan itu, hehehe. Oh iya, selesai melahirkan ada hal yang mengganjal, bagaimana jika seandainya aku ingin pipis atau buang air besar? Oh noooooo....

Bu bidan menyarankan jika ingin pipis, pipis saja di dalam pampers. Apa??? pipis di pampers? Aku tidak bisa hahaha. Risih rasanya. Aku tidak boleh duduk ataupun berdiri, aku harus berbaring di kasur selama 4 jam, setelah 4 jam barulah aku boleh duduk dan latihan berjalan. Kira-kira pukul 21.00 barulah aku ke kamar mandi untuk buang air kecil, jangan bayangkan gimana rasanya aku harus berjalan ke kamar mandi, sudah jelas rasanya sakit sekali. Malamnya, aku diajari cara menyusui, ternyata susah juga dan sakit rasanya. Tapi aku harus bisa memberikan ASI eksklusif untuk anakku. Semangaaaaaat!!!

Siang harinya aku siap-siap untuk pulang. Alhamdulillah aku sudah bisa berjalan dan bergerak seperti biasa. Alhamdulillah tak mampu lagi kata berucap, sekarang aku sudah menjadi seorang ibu. Benar-benar sudah mengalami dan merasakan sendiri betapa besarnya perjuangan ibu saat melahirkan kita dulu. Apalagi berhasil melahirkan dengan proses normal, rasanya tidak percaya. Allah memang Maha Besar, memberikan kekuatan pada kaumNYA (perempuan) untuk bisa melahirkan.. Tapi, apapun proses persalinannya, baik normal maupun cesar, sama-sama penuh perjuangan. Salut deh buat para ibu-ibu, semanya TOP MARKOTOP. Kini, menjadi ibu adalah hal baru bagiku, banyak hal yang harus aku pelajari untuk menjadi ibu sekaligus istri yang baik.

Nah, baik itu Anang-Ashanty maupun aku dan suami, rasa-rasanya sama saja jika sedang menghadapi proses persalinan, pasti deg-degan, gak sabar, haru, cemas, sekaligus bahagia menjadi satu.

"Menjadi seorang ibu adalah hal indah yang aku alami"
Salam,
@meifariwis 

27 komentar

  1. Duuuuh...gue bacanya sambil ngernyitin dahi, apalagi pas darahnya banyak keluar. Tapi pasti kejadian nyatanya lebih serem daripada yang kamu ceritain mei...hahaha. Selamat ya, dikakinya sekarang udah ada surga ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pasti kamu sabil ngebayangin, ya kan? hahhaa
      Serem?? gak sih, tapiiii sereeem bangeeeettt
      antara hidup dan mati. Tapi setelah dedeknya lahir, lega rasanya, senang deh
      Iya makasih ya Rie :)

      Hapus
  2. penuh perjuagan Allhamdulilah persalinanna normal ya. Aku gak merasanan normal hiks

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mb alhamdulillah
      Mb Lid kemarin proses cesar ya?

      Hapus
  3. hadehhh.. Mbak Mei, :((( bentar lagi aku ngalamin nih yg kaya gitu.. haaaaaa... moga lancar2 aja dan lewat jalan normal.. aminnnnnnnn... berat juga ya jadi cewe.. haduh... makin sayang sama ibu dijamin deh abis baca ini mah..
    tapi kebetulan, aku ngga pernah menyaksikan proses persalinan, adeku banyak, tapi aku dulu tau2 ibu hamil, ngelahirin ade, tanpa tau gimana prosesnya. berarti istri aku yang pertama kali aku liat, mudah2an lancarrrrr...
    makasi udah bagi2 pengalamannya, lumayan... berati aku bisa rada ngebayangin dan nggak bakalan terlalu kaget nantinya... makasih mbak Mei.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siap2 yaa.. Tar jgn gugup. Suamiku kmrin tegang hahaha dia jg baru pertama ikut proses persalinan

      Jgn lupa km jg hrs siaga, kasih semangat istri dan sedia handuk kecil buat menyeka keringat istri. Soalnya pas proses mengejan tu capek bgt n ngeluarin byk keringat

      Smg nanti istrimu melahirkan normal dan lancar amin

      Hapus
  4. Berarti anaknya lahir saat Ramadan, ya, kak? Gue sih nebaknya nama anaknya ada Ramadhan-nya *sotoy dah

    Mungkin 5 tahun lagi, anakmu akan membaca cerita perjuanganmu, sekaligus merasakan sulitnya proses melahirkan. Semoga anaknya jadi anak yang taat kepada agama, orangtua, dan berguna bagi nusa dan bangsa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya alhamdulillah lahir di bulan Ramadhan. Tp namanya ga ada ramadhan2nya hahaja

      Iya tat mudah2an anakku baca ini hihihi. Amin amin amin thx y doanya

      Hapus
  5. Wah, usianya 40 minggu berarti hampi 10 bulan ya. Aku agak ngeri kalo baca berita orang-orang yang ngelahirin bukan di rumah sakit kayak di taman, atau di dalam pesawat. Alhamdulillah persalinannya kak Mei lancar.

    Diinfus sakit sih pas awalnya, tapi kalo udah lama jadi kebiasa cuma tangan yang diinfus gak boleh banyak gerak. Bisa-bisa darahnya naik, atau bengkak tangannya. Kayak aku kemarin :(

    Aku baca gini jadi ikutan tegang deh, padahal kalo mules sakitnya minta ampun. Lah ini mulesnya orang ngelahirin bisa berapa kali lipat lebih sakit dari mules biasa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eh 10 bulan bukan ya? Hahaha
      Iya ga enakknya diinfus tu bikin tangan tegang, kmrin darahku jg sempet naik jd kaku n bengkak tangannya.

      Mulesnya berjuta-juta kali lipat hohoho

      Hapus
  6. Aduhhh, aku baca ini sambil gigit gigit bibir, serem-serem tapiiiii ... ternyata begitu ya kalau mau jadi seorang Ibu. Jadi pengen pulang ke rumah dan peluk Mama ku.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa burun pulang trs peluk mama sambil bilang "aku sayang mama :)"

      Hapus
  7. sebenernya serem ya proses melahirkan itu, tp di ceritain secara santai gtu ama mbaknya haha.

    Perjuangan seorang ibu emang luar biasa banget deh ya, tp gak ada foto dede bayinya ya? penasaran nih, seberapa lucunya haha

    Btw lahirnya 22 juni ya, beda 6 hari ama saya haha. Pasti nanti anaknya bakal keren kayak saya haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya biar gak serem2 amat :)

      Nanti deh foto dedek bayinya insyaallah di next post.

      Iya 22 Juni.. Wow keren dong hahaha

      Hapus
  8. yahhh...setaun lebih nggak ngeblog, dan mampir ke sini lagi ternyata mbak Mei sudah punya anak.... :')

    Selamat ya mbak atas kelahiran anaknya,semoga menjadi anak yang baik, sholeh, berguna minimal untuk dirinya, orang tuanya, keluaganya.

    aku baca dari awal sampai akhir jadi keingat ibu mbak, hehehe. maklum anak rantau, betapa susahnya ibu waktu melahirkan dulu ya...aku terharu beneran. baru aja tadi habis isya' aku buka hape dan nemu temen nge share video ada orang bule melahirkan di mobil, aku samapi ngeri lihatnya, eh ini malah baca cerita melahirkan juga di sini, dobel ngerinya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. mbak kalau belum polo blog ku, polo balik ya, he he he...mau sering2 ngeblog lagi nih.

      Hapus
    2. Lama juga km ga ngeblog sampe aku ja dah punya anak gini hehehe

      Amin. Makasih doanya.

      Nah buruan yelp ibu deh. Blg sayang ke beliau.
      Wah ada yg melahirkan di mobil? Pasti ngeri bgt tuh

      Oke aku follow

      Hapus
  9. Kok aku takut ya. Padahal aku cowok. Calon bapak. Calon suami. Calon camat gubernur presiden walikota, apaansih
    Jadi kek gitu ya mbak, eh te, nemenin istri lahiran. Seenggaknya tau kalo harus nemenin, semangatin, terus adzanin. Makasih inponyaah :))

    BalasHapus
  10. waaaa...selamat ya kk Mei udah lancar lahirannya...udah jadi Ibu pula....semoga sehat selalu :)
    eniwei, kk bisa nyeritain proses itu dengan santai, padahal dibayanganku, nananina deh...:D

    BalasHapus
  11. kemarin sih aku lihat raffi dan gigi juga nampilin tuh proses persalinan di trans

    perjuangan banget ya mbak
    semoga anaknya bisa jadi anak yang shaleh shaleha, berbakti sama orang tua.
    kalau baa ini jadi keinget gimana perjuangan ibuku 22 tahun yang lalu. pastilah sama. rasanya sakit
    itu ari-arinya di kubur atau di simpen di bank ari-ari ya mbak

    BalasHapus
  12. Aku baca ini jd ikut2an tarik nafas kak.. Ikut ngebayangin.. Ngeri banget ya?:(
    Jd keinget mamaku nih, mama pas ngelahirin aku cesar bkannya normal, dan abs itu mamaku dibius trs gak bangun2 ampe besoknya, kbayang dong kalo msalnya gak bangun lg?:( Alhamdulillah gak begitu.. Ternyata mnjadi ibu itu butuh perjuangan banget lah..
    Sekali lagi selamat kak Mei karna udh menjadi ibu sesungguhnya, udh mempunyai anak dan proses melahirkannya jg normal..Hehe.. Smga Kenzo jd anak yang sholeh, rajin beribadah, nurut sama org tua.. Dan smga kak Mei jg menjadi Ibu dan Istri yang baik :)

    BalasHapus
  13. Udah lahiran ya, mba Mei? Selamat, mba. Moga anaknya sehat2 selalu ya.

    BalasHapus
  14. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  15. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  16. Aduh Mba aku sampe bayangin nanti aku melahirkan hihi Ya Alloh semoga aku juga bisa melahirkan normal alami aamiin. Tfs ya Mba semoga sehat selalu^^

    BalasHapus
  17. Dulu pengen banget melahirkan proses normal tapi sayang jadinya dioperasi karena saya terkena preeklamsi :)

    BalasHapus
  18. Setiap wanita pasti menginginkan proses persalinan normal. Dan waktu aku melahirkan alhamdulillah bisa dengan cara normal, meskipun aku harus melakukan induksi untuk merangsang supaya bisa mules.

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung, silakan berkomentar dengan sopan ya. Jangan lupa follow ig/twitter juga di @meifariwis