Koperasi Digital Bagi Kaum Milenial

Setiap hari Minggu siang, rumah saya selalu ramai oleh ibu-ibu yang sedang berkumpul di teras. Meskipun tinggal jauh dari perkotaan, tapi ibu saya dan para tetangga tetap aktif melakukan perkumpulan guna membahas kesejahteraan masyarakat di lingkungan sekitar. Salah satunya adalah dengan memberdayakan koperasi simpan pinjam.




Ibu saya termasuk salah satu pengurus yang aktif mengelola keuangan in dan out yang ada di koperasi buatan ibu-ibu ini. Sebagai orang yang awan mengenai dunia perkoperasian ini, saya tahunya koperasi itu ya buat pinjam uang saat diperlukan. Tapi ternyata dugaan saya salah.

“Mak (panggilan saya ke Ibu), kenapa sih harus susah-susah bikin koperasi segala? Emangnya manfaatnya buat apa? Nggak capek emangnya ngurus uang warga gitu tiap Minggu?” tanya saya penasaran.

“Kamu ini gimana to, kalau nggak ada koperasi ini, ibu-ibu nggak ada modal buat usaha. Lagipula kan ini uangnya juga muter buat dipinjamkan kepada anggota yang membutuhkan” jawab ibu saya santai.

“Tapi, apa Mak nggak capek ngurusinnya?” tanya saya lagi.

“Ya nggak to, justru Mak seneng. Dengan adanya koperasi ini kan ibu-ibu jadi sering kumpul, sekalian bahas hal-hal penting seperti pengajian, arisan, dan acara karang taruna” tukas ibu saya menambahkan.

See? Ternyata koperasi konvensional yang dikelola oleh ibu-ibu ini ada beberapa manfaat seperti memberikan modal usaha, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sarana menyimpan uang, dan menghindari adanya praktik rentenir. Saya jadi kagum sama semangat ibu-ibu yang ada di desa saya ini dalam mengelola koperasi simpan pinjam tersebut.

Lalu, apa peranan koperasi bagi generasi milenial seperti zaman sekarang ini?


Koperasi sendiri berarti organisasi ekonomi yang dioperasionalkan oleh sekelompok orang dengan tujuan pencapaian kepentingan bersama. Koperasi tersebut juga berlandaskan azas kekeluargaan. Bagi kaum milenial mungkin memang cukup asing dengan istilah ini.

Namun, seiring perkembangan zaman, koperasi mampu tumbuh secara digital, yang artinya mudah diakses oleh kaum milenial sekalipun yang memang pada dasarnya sudah berada di fase serba instan dan canggih karena teknologi yang semakin maju. 

Ada peran penting dari kaum milenial seperti saya ini untuk kesejahteraan bangsa. Bayangkan saja seandainya kaum milenial ini bersatu seperti ibu-ibu, berani membuka peluang untuk berwirausaha dengan mengadakan koperasi, pasti perekonomian bangsa semakin maju.

Jikalau milenial erat dengan gadget, smartphone, ataupun internet, justru koperasi tersebut juga bisa semakin ditingkatkan. Lalu apa yang harus dilakukan oleh koperasi agar semakin memikat kaum milenial seperti sekarang?

Hilangkan kesan jadul

Image koperasi yang sering dianggap konvensional memang harus dikikis. Tentu bukan sistem kekeluargaannya yang diganti, melainkan dengan inovasi-inovasi yang baru dengan pelayanan melalui dunia digital.

Kini sudah banyak koperasi digital yang ada di Indonesia, salah satunya adalah Sistem Digital Transaksi Indonesia (SDTI) yang merupakan salah satu Perusahaan Inovasi yang dikembangkan oleh PT Multi Inti Digital Bisnis (MDB) untuk menjadi solusi dalam masalah yang terjadi pada dunia Koperasi di Indonesia. Koperasi ini mampu memberikan kemudahan fasilitas bagi para anggotanya dalam hal mengakses akun simpanan dan pinjaman yang dimiliki dan melakukan transaksi atas simpanan maupun pinjaman mereka.

Memanfaatkan smartphone

Gawai atau bahasa kerennya smartphone memang tidak pernah lepas dari kaum milenial. Sebagai bentuk kemajuan industri 4.0, koperasi harus melakukan inovasi kreatif dengan menggabungkan aplikasi-aplikasi yang ada di smartphone sehingga mudah diakses oleh siapa saja.

Generasi muda juga jadi sarana yang mampu bersaing dengan negara-negara lain, terbukti banyaknya startup baru yang dikelola kaum milenial sehingga menjadi makin sukses. Jika hal tersebut digabungkan dengan koperasi, tentu saja akan semakin berkembang dan tidak hanya sebatas simpan pinjam saja.

Koperasi dan kaum milenial sekarang ini sudah selayaknya bersatu dan mewujudkan perekonomian yang memadai, membuka peluang usaha, membantu modal, dan tentu saja sebagai tombak munculnya startup-startup baru.

Koperasi tidak boleh statis melainkan harus dinamis karena mau tidak mau, kaum milenial punya cara pandang yang kritis. Jadi inovasi koperasi digital memang sangat diperlukan. Apabila keduanya bergabung, tak bisa dipungkiri jika nantinya koperasi akan diminati banyak orang.

Memang untuk beralih ke koperasi digital tidaklah mudah, tapi jika inovasi tersebut terus digalakkan maka masyarakat juga akan mulai melirik koperasi dan mulai menggunakan beragam manfaatnya. 

Seperti koperasi konvensional sebelumnya, koperasi digital punya banyak manfaat lebih. Selain mudah diakses penggunanya, bisa cek saldo, jumlah simpanan atau pinjaman, juga bisa dipakai untuk berorientasi bisnis.

Manfaat koperasi zaman now lainnya juga pasti sebagai modal usaha, menyejahterakan anggota, dan membuka peluang bagi kaum milenial untuk menggerakkan koperasi.

Jadi, tertarik untuk ikut koperasikah? Saya sih tertarik.


#PRAJA2019 #anugerahMISGroup #koperasi #wirausaha

Tidak ada komentar

Terima kasih sudah berkunjung, silakan berkomentar dengan sopan ya. Jangan lupa follow ig/twitter juga di @meifariwis