Jalan-jalan ke Tumurun Private Museum Solo

Jalan-jalan ke Tumurun Private Museum Solo

Jalan-jalan ke Tumurun Private Museum. Salah satu hal yang paling saya suka saat mudik adalah bisa kembali ke tempat-tempat yang dulu pernah saya singgahi. Ceritanya sih bernostalgia sambil menikmati wisata kuliner gitu. Sekalian liburan tipis-tipis setelah penat dengan segudang aktivitas di sekolah. 


Liburan sekolah emang biasa saya isi dengan kegiatan kumpul keluarga dan menginap di rumah mertua. Biasanya saya akan tinggal lama di Wonogiri, tapi setelah menikah ini saya harus bagi-bagi dengan suami biar adil. Misal 5 hari di rumah sendiri, maka 5 hari juga harus di rumah mertua, hahaha. Kalau di rumah sendiri sih biasanya saya pakai buat full istirahat, nonton televisi, makan sepuasnya (karena dimasakin) sambil duduk-duduk santai saja. Beda saat di rumah mertua, waktunya saya habiskan untuk jalan-jalan.


Nah, berhubung tempat-tempat nostalgia saat kuliah dulu sudah saya kunjungi, maka saya cari alternatif lain dengan mencari tempat wisata baru di kota Solo. Searching dulu dong di google apa aja wisata baru yang lagi hits di tahun ini. Kalau tahun lalu sih ketemu De Tjolomadoe. Pergi ke sana karena emang penasaran banget tempatnya kayak apa. Tahun ini akhirnya ketemu sama yang namanya Tumurun Private Museum.

Apa itu Tumurun Private Museum?

Tumurun Private merupakan salah satu museum di kota Solo yang bersifat "private" milik anak dari pendiri perusahaan tekstil almarhum H.M Lukminto, yaitu PT. Sritex, sebagai bentuk penghormatan pada beliau yang juga mencintai dunia seni. Orang Solo, Sukoharjo, Wonogiri, dan sekitarnya pasti tahu banget nih PT Sritex, hehehe. By the way museum ini tidak bisa dikunjungi secara dadakan ya, karena sifatnya masih milik pribadi jadi harus reservasi dulu jika ingin ke sana.

Di mana lokasi Tumurun Private Museum?

Lokasinya berada di Jalan Kebangkitan Nasional No 2 Sriwedari, Laweyan, Solo. Teleponnya 0271-7463320, 0821227002152. 

Perlu diingat bahwa museum ini tidak memiliki papan nama atau petunjuk apapun kecuali google maps. Jadi pastikan yang belum familiar daerah sana, mending ikuti kata maps aja deh. Kemarin pas saya ke sana juga hanya mengandalkan maps. Saat sampai di lokasi saya langsung ingat sesuatu. Bukankah dulu gedung ini adalah tempat bermain billiard ya? Hahahaha. Astaga dulu saya pernah main billiard di tempat ini dan ternyata emang bener, sebelum jadi museum seperti sekarang ini, dulu tempat tersebut adalah tempat untuk bermain billiard.

Bagaimana cara masuk ke Tumurun Private Museum?

1. Buka website resmi Tumurun Private Museum di sini (klik saja).

2. Pilih events, klik banner yang tersedia.

Halaman website Tumurun, pilih events

3. Klik register dan isi sesuai data diri.

Isi data diri secara lengkap

4. Nanti akan diemail untuk undangannya.


5. Pastikan datang tepat waktu. 

*

Lanjut ke cerita jalan-jalannya yaaah :)

Kemarin itu saya dapat jadwal jam 11 siang jadi berangkat dari Wonogirinya pagi-pagi banget biar nggak telat. Kira-kira jam 10.30an saya sudah sampai lokasi. Tanya-tanya dulu ke satpam lalu duduk santai sambil menunggu museum dibuka. Pas menunggu ini nih Kenzo jadi rewel. Rewelnya juga lucu, saya nggak boleh foto-foto (padahal ke museum ini kan niatnya emang mau foto-foto, hahaha), gara-garanya ada papan pengumuman terus gambar kameranya dicoret atau disilang (yang mana artinya bukan nggak boleh mengambil gambar, tapi nggak boleh foto terlalu dekat dengan objek seninya). Yah tapi Kenzo mana paham, dia tahunya gambar kamera dicoret artinya mami dan papi nggak boleh foto. Duh!

Perbincangan yang alot membujuk Kenzo agar tidak rewel

Akhirnya setelah diskusi yang panjang dan menguras emosi, Kenzo pun mau mempersilakan mami dan papinya untuk foto-foto pas banget saat museum dibuka. Pengunjung yang datang bersama kami waktu itu ada banyak, cuma saya nggak hitung, ya ngapain ngitungin orang-orang, capek cyin 😝

Kami dipersilakan masuk ruangan yang sebelumnya dibriefing dulu sama petugasnya bahwa selama di museum tidak boleh menyentuh karya seni dengan alasan apapun, tidak boleh ambil foto terlalu dekat, dan harus jaga kesopanan. Apalagi kalau bawa anak kecil, takutnya lari-lari sambil teriak-teriak ya kan, makanya saya dan suami bergiliran jagain Kenzo selama berada dalam museum biar aman, tenteram, dan sejahtera eaaaaaaa.

Ada apa saja di Tumurun Private Museum?

Yang jelas ada berbagai macam karya seni berupa lukisan dan ukiran, aneka mobil tua nan unik dan antik, anyaman bambu, peluru senapan, sampai dengan bedug juga ada. Pokoknya bagus-bagus dan tempatnya instagramable wkwkwkw.


Di setiap karya yang dipajang, sudah ada barcode yang bisa discan dan nantinya akan muncul siapa penciptanya, tahun berapa dibuatnya, material apa yang digunakan, dan lain sebagainya. Tapi semua karya yang ada di sana (entah itu lukisan atau mobil) adalah milik pribadi keluarga Lukminto karena emang karya tersebut sudah dibeli, jadi udah menjadi hak milik paten gitu deh.

Berikut beberapa koleksi karya yang ada di Tumurun Private Museum.

Salah satu lukisan di Tumurun Private Museum

Bagus-bagus gambarnya 

Kenzo dan papi berpose

Lukisannya unik

Seperti anyaman bambu

Tak hanya lukisan atau mobil-mobil antik, tetapi pajangan lainnya juga ada di sana. Bahkan ada meja makan yang diukir menggunakan kata-kata sampai tulisannya kecil-kecil gitu. Sangat rapi dan tentu saja butuh ketelitian saat membuatnya. Saya juga sangat kagum sama bentuk mobil yang aneh karena bentuknya bulat yang mendefinisikan mobil masa depan. Mungkin bisa jadi kelak mobil-mobil akan berubah bentuk seperti ini ya, maybe hehehe.

Mobil berbentuk bulat 

Mobil antik lainnya

Mobil di Tumurun Private

Meja dengan berbagai ukiran tulisan

Spot yang paling kece dan banyak orang antre untuk foto di sana adalah bagian mata-mata yang tersusun menjulang ke atas. Sangat artistik pun penuh imajinasi yang tinggi sampai terciptalah karya tersebut.

Mata

Oh iya, saat berkunjung ke sana semua barang-barang seperti tas atau dompet wajib dititipkan. Pengunjung hanya boleh masuk dengan tangan kosong atau dengan membawa hp atau kamera saja. Nanti di dalam akan ada petugas yang mengawasi pengunjung dan mengingatkan apabila ada yang terlalu dekat dengan objek karya seninya.

Tak hanya di lantai satu, ada karya lain juga di lantai dua. Sayangnya kemarin itu sedang ditutup untuk umum jadi saya nggak bisa lihat langsung karya pajangannya seperti apa. Tapi tetep puas kok berkeliling di lantai satu, karena saya udah punya stok foto banyak banget hahaha.

Setelah hampir satu jam, saya pun pamit untuk keluar karena ya sudah puas. Seneng akhirnya bisa menyaksikan langsung karya seni yang dibeli oleh keluarga Lukminto ini. Meskipun bersifat pribadi, tapi museum ini bisa dilihat oleh banyak orang dan itu menurut saya keren sih. Menambah koleksi tempat wisata di kota Solo yang emang banyak diincar oleh wisatawan.

Puas dari Tumurun Private Museum ini saya lalu bergegas pulang untuk istirahat karena ada niatan untuk kembali jalan-jalan sore harinya. Tips dari saya kalau mau ke sana sih ada beberapa, diantaranya:

1. Lakukan reservasi terlebih dahulu jauh-jauh hari sebelum mengunjungi museum.
2. Datang tepat waktu.
3. Bawa barang seperlunya (kamera atau smartphone).
4. Patuhi peraturan yang ada di museum.

Kali aja ada yang mau ke sana juga kan. Selamat menjelajah museum dan tempat wisata lainnya di kota Solo ya! 😍

Salam,
@meifariwis

8 komentar

  1. Wahhh karya karya seninya unik unik banget yaa... Coba diperjual belikan di pasaran, pasti jadi barang antik yang mahal banget nnti

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya banyak yang unik nih. Wah kalau diperjualbelikan bebas pasti mahal hahahhaa

      Hapus
  2. Aisssh kerennya ternyata di solo ada musem kyk gini ya mbak. Baru tahu aku. Bakalan masuk wish list neh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba, semoga bisa berkesempatan ke Solo yaaa

      Hapus
  3. Bagus nih buat nambah koleksi di Instagram :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali buat foto-foto hehehe

      Hapus
  4. Anonim2/09/2020

    wah ribet juga ya karena private. engga bisa dtg langsung,, harus isi registrasi online dan sesuai jadwal segala macem..

    tapi emang unik sih museumnya, bikinnya niat, pantes aja aturannya juga ketat ya..

    -Traveler Paruh Waktu

    BalasHapus
  5. Baru tau ada private museum ini. Tambah ke list liburan solo ahh. Soalnya aku masih kesulitan cari wisata unik di Solo. Hehe

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung, silakan berkomentar dengan sopan ya. Jangan lupa follow ig/twitter juga di @meifariwis