“Eh lihat itu si Ani, umur sudah kepala tiga
masih saja belum menikah.”
“Iya, Ani kan perawan tua, siapa juga yang
mau sama dia?”
Suara-suara
gunjingan para tetangga itu masih terngiang di telingaku. Hampir setiap hari
semua orang menertawaiku. Namaku Ani Prahayanti, umurku kini menginjak 35
tahun, namun aku belum menikah. Orang bilang aku adalah perawan tua yang sudah
lapuk dan tak mungkin laku lagi. Aku sedih mendengar nyinyiran semua orang
tentangku, tapi yang lebih membuatku sakit hati, saat ibuku diberondong
berbagai pertanyaan tentang statusku yang masih lajang ini. Ibu yang sudah
renta harus rela menghadapi berbagai gunjingan dari ibu-ibu komplek di sekitar
tempat tinggalku.