“Eh lihat itu si Ani, umur sudah kepala tiga
masih saja belum menikah.”
“Iya, Ani kan perawan tua, siapa juga yang
mau sama dia?”
Suara-suara
gunjingan para tetangga itu masih terngiang di telingaku. Hampir setiap hari
semua orang menertawaiku. Namaku Ani Prahayanti, umurku kini menginjak 35
tahun, namun aku belum menikah. Orang bilang aku adalah perawan tua yang sudah
lapuk dan tak mungkin laku lagi. Aku sedih mendengar nyinyiran semua orang
tentangku, tapi yang lebih membuatku sakit hati, saat ibuku diberondong
berbagai pertanyaan tentang statusku yang masih lajang ini. Ibu yang sudah
renta harus rela menghadapi berbagai gunjingan dari ibu-ibu komplek di sekitar
tempat tinggalku.
Sebenarnya aku
ingin sekali mengakhiri masa lajangku. Tapi Allah berkata lain, komitmenku
untuk menjaga cinta suciku ternyata masih harus aku lanjutkan sampai umurku
yang sekarang ini. Aku memang sengaja tidak berpacaran karena dalam agamaku,
hal tersebut sangat dilarang. Aku yakin RahasiaNya jauh lebih indah. Masa
mudaku aku gunakan untuk berbagai kegiatan positif. Aku mengenal cinta itu
tulus dan suci, kalau suka sebaiknya langsung menikah suapaya tidak terjerembab
ke lubang kemaksiatan. Namun, pernikahan bagiku masih jauh dari angan.
Setiap hari aku
bekerja sampai sore hari. Aktivitasku hanya sebatas kerja dan kerja, selebihnya
waktuku aku habiskan di rumah dan mengikuti pengajian bersama remaja dan
ibu-ibu komplek. Aku sangat jarang bergaul dengan lelaki, mungkin itulah yang
menyebabkanku melajang sampai detik ini. Aku tak pernah menyalahkan keadaan,
apalagi menyalahkan Allah yang aku yakini telah menciptakan sosok lelaki yang
akan menjadi pendampingku kelak.
Kakakku laki-laki
yang sudah duluan menikah tak tega melihat keadaanku. Berulang kali aku
dijodohkan dengan teman-temannya tapi selalu gagal. Sebenarnya aku bukan tipe
pemilih. Aku selalu yakin, orang baik pasti akan mendapatkan orang baik, begitu
pula sebaliknya. Rejeki, hidup, mati, serta jodoh itu adalah rahasia Illahi.
Aku terus meyakini hal itu. Tapi aku juga tidak mengerti kenapa setiap kali aku
dijodohkan, tak ada satupun laki-laki yang mau meminangku.
Suatu hari di Minggu pagi, seperti biasa aku pergi mengaji bersama ibu dan kakak iparku. Hari
itu balai kota tempat kami mengadakan pengajian kedatangan seorang ustadz dari
Jawa Barat. Aku yang memang ditugaskan untuk menjadi seksi konsumsi berangkat
lebih awal. Di situlah kejadian tak terlupakan sepanjang hidupku terjadi. Kakak
iparku tidak sengaja memecahkan gelas saat merapikan beberapa minuman.
Tiba-tiba ustadz tersebut menghampiri kami mencoba untuk membantu. Mata kami
beradu satu sama lain, aku langsung berpaling dan segera pergi setelah selesai
membereskan pecahan gelas yang dijatuhkan kakak iparku.
Entah apa yang
terjadi setelah itu, yang aku tahu acara pengajian berjalan dengan lancar. Kami
pulang dengan perasaan gembira. Banyak ilmu yang kami dapatkan dari ustadz asal
Jawa Barat tersebut. Ibuku yang sedari tadi duduk diam di mobil tiba-tiba
meyeletuk, “Seandainya pak ustadz tadi jadi
menantuku, ibumu ini bisa mati dengan tenang nak.”
Kakak iparku
menyeringai dan ikutan menggodaku, “Iya
Ani, siapa tahu ustadz Fikri tadi menjadi suamimu, jodoh kan tidak ada yang
tahu.”
Aku yang
menyetir mobil hanya bisa tersenyum simpul menanggapi becandaan ibu dan kakak
iparku. Dalam hatiku mana mungkin ustadz tadi menjadi suamiku, bertemu juga
baru sekali, tidak mungkin juga ustadz tampan itu menyukaiku. Aku senyum-senyum
sendiri.
Beberapa hari
kemudian, kakakku memberitahuku bahwa ada yang ingin menjalin hubungan denganku
lewat ta’aruf. Aku bertanya pada kakakku siapa kira-kira lelaki tersebut. Namun
kakakku mengisyaratkan padaku untuk menurutinya saja. Tepat bakda Ashar datanglah
rombongan mobil berplat nomor B. Turun dari dalam mobil seseorang yang pernah
aku lihat sebelumnya. Dia adalah ustadz Fikri, penceramah dalam pengajian di
balai kota waktu lalu. Rupanya dialah orang yang akan melakukan ta’aruf
denganku. Entah kenapa perasaanku begitu tak menentu, desiran di dada mulai
berlomba. Segera aku berseru dan berdzikir kepada Allah untuk tetap menjagaku.
Sebulan berlalu
aku dan ustadz Fikri telah menjalin ta’aruf. Perasaan cinta mulai tumbuh
bersemi di antara kami. Tepat di hari ulang tahunku yang ke 35 dia melamarku.
Keluargaku sangat menyetujuinya. Pesta kecil-kecilan dengan adat Jawa Tengah
yang kental pun kami gelar di hari pernikahanku. Ustadz Fikri memang berada
jauh di bawah umurku. Dia menyatakan akan meminangku saat usianya baru
menginjak 30 tahun, terpaut 5 tahun denganku. Namun cinta kita lebih besar dari
perbedaan usia tersebut.
Banyak tetangga
yang hadir di pesta pernikahanku. Mereka memberiku ucapan selamat atas apa yang
telah aku lalui selama ini. Ada beberapa tetangga yang bahkan meminta maaf
kepadaku secara langsung karena dulu sering mengejekku. Kini aku malah telah
menikah dengan seorang ustadz idaman ibu-ibu komplek. Allah memang Maha Besar,
lebih tahu mana yang terbaik untuk umatnya yang terus bersabar.
Perjalanan
cintaku dengan ustadz Fikri memang tak ada yang pernah tahu. Aku percaya bahwa
Allah SWT telah memiliki rencana yang jauh lebih indah terhadapku. Kami menikah
semata-mata karena ibadah kepada Allah. Atas petunjukNya pula kami dipertemukan
di suatu acara yang tak diduga-duga. Allah Maha Penyayang, mempertemukan umatnya
dengan sangat indah. Inilah buah dari kesabaranku selama ini, menunggu tulang
rusukku diambil oleh lelaki yang baik iman dan taqwanya.
-****-
Salam,
Ya allah usia 35 dan nie kisah nyata? Ngga bisa ngebayangin nya. Masyarakat emang gitu, gampang nge judge perempuan dgn sebutan perawan tua :( ngga adil. Beda halnya dgn lelaki nikah 35 apalagi klo mapan malah dianggap hal yg bagus /sangat wajar. Endingnya emang indah , dia dapet jodoh terbaik......di usia yang.......ah seandainya wanita bs memilih ga akan mau nikah di usia segitu....
BalasHapusIni terinspirasi dari kisah seorang teman. :)
HapusBanyak dapat bullyan gara2 blm nikah. Tapi setelah sekian lqma dia malah dpt jodoh yg baik. Buah dari ikhtiar yg panjang :)
sebenarnya... 35 tahun itu.. ya... paruh bayah lah. nggak tua-tua amat.
BalasHapusbegitulah orang jaman sekarang, remaja yang umurnya belasan tapi belum puny apacar aja di judge abis-abisan, apalagi yang 30 tahun keatas...
yang sabar deh mbak ani, semoga kuat..
Tapi klo untuk cewek di daerah umur segitu sudah dianggap tua dan lapuk. Beda ma artis2 di ibu kota yg banyak blm menikah walau sudah berumur
Hapusbeneran kisah nyata ini mba?
BalasHapusklo bneran nikah sama brondong dong :D
Iya nikah sama brondong hehehe
HapusNamanya jodoh ya tidak ada yang tahu, temenku juga umur segitu baru menemukan jodohnya
BalasHapusIya mb. Kita berserah diri saja sama Allah. :)
Hapuskisah nyata atau bukan, cerita ini termasuk mainstream tapi nggak ngebosenin, gue probadi suka sama penyampaiannya, jadi tambahan energi buat nambah iman. :D
BalasHapusIya sih ini memang mainstream bgt hahahhaa
HapusAyo ayo kisah ini buat pembelajaran kita smua bahwa jodoh tak akan kemana mst usia sudah beranjak dewasa
nyinyiran itu maksudnya sindiran ya?
BalasHapuscerita yang mengharukan. Tiap orang pasti ada jodohnya masing-masing, tinggal masalah waktu untuk bisa mendapatkannya.
Iya nyinyir itubmenyindir.
HapusYup tunggu waktu sampai jodoh itu datang
Gue selalu percaya tidak ada yang namanya kebetulan. Semuanya pasti sudah di atur oleh tuhan.
BalasHapusKalau emang benar ini kisah nyata, ini membuat gue semakin yakin dengan pernyataan gue di atas. Yap, tidak ada yang namanya kebetulan. Semuanya sudah di atur tuhan.
Memang tdk ada yg kebetulan di dunia ini. Semua udah ada garisnya masing2
Hapusemg bener si
BalasHapustemen saya udh umur 27 aja udh di bilang perawan tua
ga laku loh, dan sebagainya
sebenernya patokan nikah seseorang itu beda2 sesuai
orang itu siap atau tidak menjalankannya dan apakah sudh mampu untuk menikah atau belom
Iya setiap orang beda2. Klo blm ktmu jodoh ya mau gmna lagi. Tunggu wkt yg tepat sambil menyiapkan diri
Hapus35 tahun untuk seorang cewek, emang keknya ada somthing gitulah, pasalnyakan usia. Tapi, gue sendiri masih belum tau, soal pantas atau enggaknya. Buat gue sendiri usia itu, batasan waktu yang kita punya, tidak perlu dihabiskan, tapi ia akan habis dengan sendirinya.
BalasHapusMeskipun banyak yang menyinggung Ani (seperti tokoh film bg Haji Roma :D) saat usianya yg tak muda lagi, meskipun masih perawan. Kalo terlalu tua, juga anggapan orang akan berubah.
Sebenarnya, ini bukan janji dari Tuhan. Tapi bukti yang sebenarnya akan pantas bagi mereka yang benar-benar ta'aruf dengan apa yg seharusnya.
Selamat buat Ani. Semoga bahagia bersama Ustd Fikri.
Tergantung daerah tmpt tinggalnya sih. Klo di kampung umur segitu udah dianggap ga laku. Klo di kota biasanya no problem.
HapusIya Ani sudah bahagia kok skg hehe
Hmm.. Umurnya lumayan juga ya. :D
BalasHapusJodoh emang enggak ada yang tau ya. Ada yang udah lama kenal tapi belum tentu jodoh. Ada yang baru sekali kenal, eh, malah berjodoh. Pokoknya Jodoh itu ditangan Tuhan bukan di tangan kita. Kita hanya merencakan saja. :)
Keep jodoh always hahahhaa
Hapuskeren ceritanya, sangat meenarik sekali. Diejek-ejek oleh tetangga, tidak tahunya menikah dengan Ustaz idaman ibu-ibu komplek tersebut, pasti Ustaznya ganteng :)
BalasHapusEndingnya bagus, alur ceritanya juga bagus. Kita harus mengintrospeksi diri untuk mendapatkan jodoh yang terbaik. Jadi memantaskan diri untuk mendapat jodoh yang diinginkan
Ini cerita pribadi apa cuman fiksi, karena menurutku perjalanan cinta ini begitu indah dan inspiratif :)
BalasHapusTakjub. Masya Allah. RahasiaNya ngga ada yg tahu ya, Mei. Semoga kisah ini bisa memotifasi teman2 yg masih jomblo tp sudah berusia. :)
BalasHapuskadang mereka yg membully nggak mikir perasaan org yg di bully. kisahnya kok hampir sama kaya tetanggaku ya kak. nice postingannya semoga bisa menjadi inspirasi mereka yg senasib. dan semoga mendapat hasil dari kesabarannya menunggu tulang rusuknya ya kak..
BalasHapusjodoh pasti bertemu :)
BalasHapusSebuah penantian yang berakhir manis. Kalau memang ini diambil dari kisah nyata, sungguh langka seorang gadis yang mampu bertahan untuk berpegang teguh pada ajaran agama meskipun berbagai cibiran datang bertubi-tubi.
BalasHapusDan dari cerita ini, janji Allah memang benar, laki-laki yang baik hanya untuk wanita yang baik saja.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusitu masih mending usia 35 th udah diajak nikah...ana usia hampir 39 th belum ketemu jodoh.masalahnya kasihan juga melihat ibu yang lagi sakit sakitan harus dijagai ana selalu,
BalasHapussaudara ana pada ngurus keluarganya masing masing .Mohon doanya ya semoga dikasi jalan kemudahan untuk ana
suka ceritanya mba buah kesabarab y mba :) dan pelajaran bgt untuk tdk sll menilai org lain
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusHemm saya dah umur 30 belum menikah ,galau nya sdh dr umur 25.
BalasHapus