Ngabuburit Pintar di Taman Bacaan Perigi Depok

Assalamu'alaikum :)

Eheeeemmm..baru baca judul postingan ini saja rasanya sudah bisa dibayangkan betapa tulisan ini sudah kadaluarsa entah kapan waktunya. Judulnya saja ngabuburit otomatis cerita ini berlangsung pada saat bulan puasa, sedangkan sekarang hari raya Idul Fitri pun sudah lewat. Tapi tak apalah, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali, hehehe.

Akhir bulan puasa yang lalu aku diajak oleh temanku dari anggota Berbagi Nasi Cikarang, namanya Harry Sanjaya, tapi aku lebih suka memanggilnya dengan sebutan "Gaddod", jangan tanya kenapa disebut Gaddod karena aku pun tak tahu. Mulanya Gaddod mengirim sebuah pesan lewat BBM, karena tertarik akhirnya aku putuskan untuk bergabung di acara Ngabuburit pintar.

Pas hari H-nya ternyata yang berangkat dari Cikarang hanya aku dan Gaddod saja, ya hanya berdua. Alamaaaaak aku pikir teman-teman Bernas juga ada yang ikut tapi kenyataannya tidak. Setelah motor aku titipkan, kami berdua berangkat menuju Depok (Lokasi Ngabuburit Pintar). Ini kali pertamanya aku pergi ke kota asing tersebut. Lokasinya lumayan jauh, membuat badanku pegal-pegal karena naik motor sepanjang perjalanan. Namun karena Gaddod nyetir motornya kenceng banget, waktu 2 jam pun tak terasa. Kami sampai di rumah Gaddod kira-kira pukul 11.00 siang.

Lelah dan lapar pun melanda waktu itu, tapi keyataannya hari itu adalah hari puasa. Aku hanya bisa menonton televisi untuk menghilangkan rasa penat. Sekitar pukul 14.00 siang aku dan adik Gaddod serta beberapa temannya menuju ke Taman Bacaan Perigi, di daerah Sawangan, Depok. Tempatnya tidak begitu jauh dari rumah Gaddod. Cukup jalan kaki sudah bisa sampai di lokasi Ngabuburit Pintar.

Kenapa disebut Ngabuburit Pintar? Karena acaranya menunggu buka puasa sembari belajar ilmu agama. Kebetulan hari itu adalah penutupan acara Ngabuburit Pintar yang kedua. Aku semakin takjub ketika melihat lokasi taman bacaan Perigi. Sederhana namun sarat makna. Di situ banyak buku-buku bacaan yang bisa dibaca secara gratis oleh anak-anak maupun orang tua setempat. Setelah berbincang dengan pemuda setempat rasa takjub ini kembali membuncah, ternyata taman bacaan Perigi tersebut didirikan berkat gagasan remaja-remaja masjid. Mereka ingin membangun ilmu dan menyebarluaskannya dengan cara mendirikan taman bacaan. Kereeeeeeen banget. Aku memang pernah berpikiran untuk mendirikan tempat membaca juga, tapi hanya sebatas angan-angan. Sedangkan remaja masjid ini sudah bisa mewujudkannya, wow amaziiiing!!!


Buku-buku ditata dengan rapi menurut klasifikasinya, seperti buku sastra, buka agama, buku pendidikan, buku eksak dll. Aku semakin terharu saat banyak anak-anak membaca dengan sungguh-sungguh di tempat itu. Setelah selesai membaca anak-anak tersebut diajari ilmu pengetahuan agama oleh remaja putri setempat. Aku jadi membayangkan saat aku mengajar di sekolah, rasanya tuuuuuuu "seneng":).


Riuh suara anak-anak yang masih polos serta mendengar celotehan mereka membuat perasaan ini semakin yakin bahwa setiap kebahagiaan tidak hanya diukur dengan materi, nyatanya anak-anak kecil itu pun tetap bisa tertawa bahagia saat mendapatkan ilmu agama. Aku memahami betul setiap pergerakan mereka, lincah, liar dan nakal. Tapi itulah anak-anak. Semua kebahagiaan tersebut semakin membuatku terharu saat beberapa anak yatim menerima santunan. Ada perasaan yang mengganjal di dada, aku bayangkan jika sedang berada di posisi mereka, tidak punya ayah tapi tetap semangat untuk belajar, salut. Finally aku memang sangat bahagia.


Hujan deras mengguyur Taman Bacaan Perigi saat itu menyaksikan keceriaan anak-anak saat mendengarkan guru mengajar, saat bersantai sambil membaca buku, dan saat iseng berfoto bersama denganku yang mereka anggap bukan orang asing lagi. Mereka membaur denganku dan tak ragu pun malu untuk menyapaku. Aku sangat bersyukur bisa bertemu mereka. Rasa capek yang tadinya menggelayutiku sedikit demi sedikit pun sirna.


Tolak ukur kebahagiaan orang-orang memeng berbeda, tapi kebahagiaanku kala itu rasanya sangat sempurna. Nikmat mana lagi yang aku dustakan, sedangkan segala nikmat dan karunia Allah sudah diberikan kepadaku. Aku merasa kecil tapi sangat beruntung bisa mengambil pelajaran dari anak-anak yatim yang tak berdosa itu. Memang benar, menyantuni anak yatim bukan saja memberi ketenangan pada material kita tapi juga pada hati dan jiwa kita. Percayalah padaku!

Usai santuan acara Ngabuburit pintar dilanjutkan dengan Kultum oleh ustadz setempat. Dan yang paling ditunggu-tunggu adalah buka bersama. Kali ini aku akui anak-anak memang punya insting tingkat kelaparan level dewa. Nyatanya sebelum adzan saja, anak-anak sudah mengambil jatah makanan tanpa menyisakan satu gorengan pun padaku. Oh my God, hahahaha. Dasar anak-anak, tapi untungnya masih ada buah semangka untuk mengganjal lapar di perutku. 

Banyak pengalaman yang aku dapatkan dari acara sederhana tersebut. Banyak hikmah yang bisa aku pelajari untuk ke depannya. Walau hanya pertemuan singkat dengan anak-anak yatim serta pemuda-pemudi desa Sawangan, Depok namun aku sangat senang. Senang bisa menimba ilmu yang tak pernah aku dapatkan sebelumnya. Usai buka bersama dan sholat pun aku dan Gaddod undur diri berpamitan dengan teman-teman di sana karena esok paginya kami masih harus kerja. Terima kasih aku tujukan kepada Allah SWT serta Gaddod yang sudah mengajakku untuk bergabung di acara Ngabuburit pintar walau hanya sesaat, tapi aku puaaaassss :).

Salam,

12 komentar

  1. Seru banget acaranya, banyak anak-anak. Tempat bacaannya juga keliatan keren, walaupun sederhana tapi enak buat duduk-duduk santai baca buku.

    BalasHapus
  2. Taman bacaannya di daerah Sawangan.
    Hmmm mayan jauh dari rumah budeku :-D
    postingannya rada kadaluarsa karena mei baru sempat nulisnya ya hehehe .
    senang ya bisa berpartisipasi dgn mengadakan kegiatan ngabuburit ynag bermanfaat bagi sesama :)
    bukber sambil berbagi dgn anak2...
    setidaknya dgn kegiatan seperti ini mampu meningkatkan empati kita (apalagi sbg guru) dan tentunya meningkatkan rasa syukur kita terhadap hidup yang lebih beruntung.
    mudah2an mei sering mendapat kesempatan lagi utk tejun di berbagai keg.sosial semacam ini, meskipun gak dalam rangka bukber juga gapapa.
    dan selalu dishare di blog ya agar menjadi pemacu semangat bagi pembaca utk melakukan kegiatan sejenis di daerahnya masing2 :))

    BalasHapus
  3. subhanallah, ternyata remas bisa bikin kayak gitu juga
    ga cuma niat dan omongan, tapi benar2 sudah ada
    bisa dijadikan contoh untuk yang lain

    itu buku2 dari sumbangan pribadi? atau memang ada donatur?

    BalasHapus
  4. wahhhhhh Kak meiiii :)
    sederhana tapi vina bacanya sampai merinding haru gitu Mbak.
    keren remaja mesjid disana.,
    seandainya sajaa.. ahh sudahlah

    tapi anakanknya unyuk banget ya kak mei :)
    lucu lucuhhh..
    seneng beud bisa berada di tengah mereka sambil berbagi pengetahuan gitu,
    aah sudah bisa di ajak ngeblog juga gak ya :D
    seru banget pastinya huhuii :D

    BalasHapus
  5. keren banget moment puasanya mbak Mei diisi dengan hal asik begini, aku belum pernah coba. -.- waktu itu berbagi nasi, sekarang ngabuburit pintar, pasti banyaaaaaaaaaaaaaaaak sekali hal yang bisa didapat khan...walau kadaluarsa tapi tetep sarat makna kok, nggak papaaah.

    ngemeng ngemeng, kapan nih kita bersuaaaaa???

    BalasHapus
  6. iya alhamdulillah bisa jadi motivasi buat ke depannya
    salut banget sama anak-anak yatim yg tetap ingin menggapai cita-cita, apalgi kegiatan ini disupport oleh remaja masjid.

    ya kita berbaik sangka saja Isna, masih banyak org baik kok

    BalasHapus
  7. Puasanya sudah dilewati dengan kegiatan yang begitu bermanfaat semoga nanti dibalaskan dengan pahala yang berlipat oleh Allah :D
    Apalagi dengan ikut membantu anak-anak yatim ini buat bisa ikut membaca buku, membaca buku ini sudah merupakan budaya yang ditinggalkan, hehehe salut deh sama kak Mei :D

    BalasHapus
  8. Gak papa mei telat bikin postingannya daripada gak sama sekali, malah rugi banget. Apalagi ceritanya kayak beginian, sayang kalo gak dibagi sama yang lain. Kali aja inji menginpsirasi orang yang bacanya :)

    Emang Ramadhan buolan penuh berkah, gak cuma buat orang orang yang terbilang mampu, tapi juga kayak mereka.

    Perlu dicontoh

    BalasHapus
  9. Tempatnya sederhana ya. Acaranya juga sederhana... tapi keseruan yang luar biasa sangat nyata tergambar dari senyum mereka.

    Sangat cerdas, benar2 sangat pintar ngabuburit dengan cara seperti itu. Semoga berkah :)

    BalasHapus
  10. Anonim2/01/2015

    Menyenangkan sekali ya melihat anak suka membaca, semoga itu membuat mereka terbiasa

    BalasHapus
  11. Ngabuburit pake hal positif tuh paling enak deh buat diliat dan dilakuin, thanks for sharing mbaknyaaa

    Salam,
    Asya

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung, silakan berkomentar dengan sopan ya. Jangan lupa follow ig/twitter juga di @meifariwis