Kegagalan Bukanlah Akhir

Assalamu'alaikum :)

*November 2013.

Pagi itu aku disibukkan dengan berbagai macam persiapan menjelang perjalanan nan jauh ke kota Serang, Banten. Aku mulai mengemasi baju ganti, alat sholat dan alat mandi ke dalam sebuah tas gendong. Tak lupa aku membawa beberapa buku panduan lolos ujian cpns. Setelah semua persiapan selesai, aku cek kembali beberapa dokumen penting seperti nomor pendaftaran, pas foto dan kartu tanda penduduk. Ya, dokumen-dokumen tersebutlah yang nantinya akan aku pakai sebagai syarat mengikuti tes cpns.

Panas terik matahari beserta lalu lalang manusia berjibaku di terminal kala itu. Hiruk pikuknya tak mungkin aku lupakan. Betapa padatnya sebuah terminal dengan berbagai macam bus dan kendaraan umum yang siap mengantar para penumpang ke tujuan masing-masing. Aku duduk di kursi bagian tengah sejurus dengan sang sopir bus. Aku berangkat menuju Serang ditemani oleh suamiku tercinta.

Setelah berjam-jam akhirnya sampailah diriku dan suami di kota tersebut walaupun sebelumnya sempat nyasar. Belum lagi perjuanganku untuk mendapatkan penginapan, luar biasa capeknya. Untung saja ada seseorang yang baik hati bernama mas Zaky menawarkan penginapan gratis pada kami. Hingga pagi harinya aku siap untuk mengikuti tes cpns.

Pagi-pagi sekali aku berangkat ke tempat tes. Aku melihat beberapa orang yang memang sudah sedari tadi menunggu untuk mendapatkan nomor tempat duduk. Setelah berjubelan dengan pesaing lainnya aku masuk ke dalam ruangan. Bissmillahirrahmanirrahim, doaku mengawali pembacaan soal. Aku mulai membaca satu per satu perintah soal dengan sangat teliti. Ku lihat sekelilingku para peserta tampak serius mengerjakan soal-soal. Aku sangat percaya diri lolos cpns kali ini, karena memang aku bisa mengerjakan soal-soal ujiannya dengan baik. Dua jam bergelut dengan soal kompetensi dasar, matematika dan pengetahuan umum, energiku mulai terkuras. Alarm pun berbunyi, itu artinya waktu untuk mengerjakan soal sudah habis. Aku berjalan gontai saat keluar dari ruangan.

Sukses dengan ujian, aku kembali pulang bersama suamiku dengan berbekal harapan agar tes kali ini lolos. Ini kali pertamanya aku mengikuti tes cpns. Butuh perjuangan saat ingin menggapainya. Mulai dari penyaringan peserta, verifikasi administrasi sampai tes TKD yang tersebar di seluruh Indonesia. Pesertanya pun tak tanggung-tanggung sampai mencapai ribuan orang, padahal yang diperlukan untuk mengisi formasi hanya sekitar 1-3 orang saja. 

Satu bulan kemudian, sehubungan dengan pengumuman yang telah di janjikan oleh pihak panitia adalah awal bulan Desember 2013 makanya aku segera membuka situs cpns. Namun ternyata hasilnya masih nihil. Belum ada pengumuman terpampang di situs tersebut. Hari-hari berikutnya pun begitu. Bahkan hampir setiap hari aku membuka internet, hasilnya aku harus gigit jari karena pengumuman tak kunjung terpampang.

Sampai akhirnya aku mendapat sebuah pesan singkat dari temanku tentang kabarnya dia lolos cpns di Kalimantan Selatan. Aku segera membuka pengumuman yang sejak sebulan lamanya tak ada kabar. Hampir putus asa karena setiap ku buka, tidak ada pengumumannya. Dan taraaaaaaaa, aku lihat dengan sangat cermat nama demi nama, nomor demi nomor, berharap namaku terpampang di sana sebagai salah satu peserta yang lolos. Aku membaca sekali lagi dan aku pastikan apakah memang ada namaku atau tidak. Kesal, sedih, kecewa, marah bercampur jadi satu. Perasaanku semakin tak karuan saat ku dapati kenyataan aku tidak lolos tes cpns. Hiks-hiks

Rasanya perjuanganku selama ini sia-sia. Aku mulai menggerutu dan menyalahkan keadaan. Bagaimana bisa aku tidak lolos padahal aku sudah berusaha semaksimal mungkin. Waktu itu aku memang terlalu sombong sampai lupa bahwa sesungguhnya di atas langit masih ada langit. Sampai akhirnya semua kuasa itu ada di tangan Allah. Sebagai manusia aku hanya bisa berdoa, usaha serta tawakal. Tapi endingnya Allah-lah yang akan menentukan mana yang terbaik untukku.

Terkadang dalam menjalani hidup, banyak hal yang tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Bahkan seringkali gagal, gagal, dan gagal. Begitu pula dengan hidupku. Aku suka berkompetisi, aku suka mengikuti berbagai lomba, dan aku suka pula mengikuti berbagai macam tes pekerjaan. Salah satunya aku menginginkan untuk menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil. Sebagai seseorang yang berlatar belakang lulusan pendidikan, aku ingin kelak bisa menjadi salah satu peneliti bahasa. Tapi kali ini memang belum rejekiku untuk mendapatkannya.

Namun seiring berjalannya waktu, aku mulai tersadar bahwa kegagalan itu tak selamanya melekat pada kita asalkan kita punya semangat untuk meraih kesuksesannya. Semakin banyak kita mengeluh tidak akan semakin mengubah keadaan, tapi semakin banyak kita bersyukur maka keberkahan akan datang kepada kita. Gagal menjadi salah satu PNS membuatku semakin termotivasi untuk terus belajar dan belajar. Membuatku semakin sadar akan pentingnya kerja keras, karena sesungguhnya “Tidak ada rahasia untuk menggapai sukses. Sukses itu dapat terjadi karena persiapan, kerja keras, dan mau belajar dari kegagalan”. [General Colin Powell]

Banyak hikmah yang aku petik dari sebuah kegagalan kali ini. Pertama, aku semakin semangat untuk meraih cita-cita untuk mengabdikan diri sebagai seorang guru. Ya, aku adalah salah satu guru di sebuah sekolah swasta. Aku mulai tersadar betapa bahagianya menjadi seorang guru itu, setiap hari bisa bertemu dengan anak-anak yang manis dengan berbagai macam karakternya. Senang karena tiap hari ilmu yang aku dapatkan bisa aku bagikan kepada anak didikku. Senang karena dengan tetap menjadi seorang guru, banyak hal yang aku lewati bersama rekan-rekan seprofesi yang tak mungkin aku dapatkan di luar sana.

Kedua, aku memang tidak boleh berpisah dengan suami. Ya, gagal cpns bukan berarti gagal dalam setiap hal. Jika aku lolos ujian kali ini aku juga belum siap berpisah dengan sang suami. Karena nantinya aku di Serang, sedang suami di Bekasi. Allah-lah yang lebih tahu mana yang seharusnya kita dapatkan sekarang atau yang akan kita dapatkan nanti.

Dalam perjalanan mengalahkan waktu aku ditempa untuk bangkit. Diajarkan untuk tetap menerima kenyataan dengan lapang dada. Waktulah yang pada akhirnya menentukan siapa yang mampu bertahan dan siapa yang akan tumbang jika dilanda sebuah kegagalan. Karena waktu memang guru terbaik buat kita semua, dan buatku khususnya.

Tidak perlu kecewa dan tidak perlu sedih. Kegagalan bagiku adalah keberhasilan yang tertunda. Kegagalan bukanlah akhir dari sebuah cerita. Akan ada kesempatan lain yang akan datang menghampiri kita. Aku jadikan kegagalan kali ini untuk melecuti jiwa kompetisiku untuk senantiasa mengasah ilmu yang aku dapatkan. Tetap berusaha, berdoa, kerja keras dan mensyukuri setiap nikmat yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Jangan berkecil hati jika saat ini kamu gagal. Percayalah semua akan indah pada waktunya.
(#GA_PMW) 

Link Original Soundtrack Perjalanan Mengalahkan Waktu

Tulisan ini diikutsertakan dalam GA Perjalanan Mengalahkan Waktu


1 komentar

  1. Kegagalan jangan membuat kita down ya Mey, berjuang lagi mungkin ada yang lebih baik dari itu

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung, silakan berkomentar dengan sopan ya. Jangan lupa follow ig/twitter juga di @meifariwis